Kamis, 04 September 2014

Pengertian Fotografi



Fotografi berasal dari kata ‘photos’ berarti cahaya, dan ‘graphos’ berarti menggambar yaitu bagaimana kita menggambar menggunakan cahaya. Sebuah karya foto tidak dapat dihasilkan  tanpa  menggunakan  cahaya.  Pembentukan  gambar  mati  tersebut  melalui  suatu media disebut kamera. Alat ini mendistribusikan cahaya ke suatu bahan yang sensitif (peka) terhadap  cahaya  disebut  negatif  atau  film.  Sebenarnya  pengertian  fotografi  tidak  hanya terbatas dari definisi kata per kata, tetapi dalam cakupan lebih luas lagi dapat fotografi diartikan sebagai suatu proses pengambilan gambar dengan media kamera, penciptaan gaya,
teknik kemudian mengubahnya dalam sebuah gambar.

Melihat pengertian tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi dan karya seni lukis atau menggambar. Yang jelas perbedaannya terletak pada media yang digunakannya. Bila dalam seni lukis yang dipakai gambar dengan menggunakan media warna (cat), kuas dan kanvas. Sedangkan dalam fotografi menggunakan cahaya yang dihasilkan lewat kamera. Tanpa adanya cahaya yang masuk dan terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi tidak akan tercipta.


Selain itu, adanya film yang terletak di dalam kamera menjadi media penyimpan cahaya tersebut. Film yang berfungsi untuk merekam gambar tersebut terdiri dari sebuah lapisan tipis, lapisan itu mengandung emulsi peka di atas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi mengandung zat perak halida, yaitu suatu senyawa kimia yang peka cahaya yang menjadi gelap jika terekspos oleh cahaya. Ketika film secara selektif terkena cahaya yang cukup maka sebuah gambar tersembunyi akan terbentuk. Tentunya gambar tersebut akan terlihat jika film yang telah digulung ke dalam selongsongnya kemudian dicuci dengan proses khusus.
Aktivitas berkreasi dengan cahaya tersebut tentunya sangat berhubungan dengan pelakunya (subjek) dan objek yang akan direkam. Setiap pemotret mempunyai cara pandang yang berbeda tentang  kondisi  cuaca,  pemandangan  alam,  tumbuhan,  kehidupan  hewan  serta  aktivitas manusia ketika melihatnya di balik lensa kamera. Cara memandang atau persepsi inilah yang kemudian direfleksikan lewat bidikan kamera. Hasilnya sebuah karya foto yang merupakan hasil ide atau konsep dari si pembuat foto.

Andreas Feininger (1955) pernah menyatakan bahwa "kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan "karya seni". Nilai lebih dari karya seni itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera tersebut. Tampaknya ungkapan Feininger ada benarnya. Bila kamera diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang bisa memetik dawai gitar tersebut. Tapi belum tentu mampu memainkan lagu yang indah dan enak didengar. Begitu halnya dengan kamera, setiap orang dapat saja menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto, tapi tidak semua orang yang mampu memotret itu menghasilkan karya imaji yang mengesankan. Sebuah foto yang sarat akan nilai dibalik guratan warna dan komposisi gambarnya. Bila sebuah karya foto adalah hasil kreativitas dari si pemotret, tentu saja ada respon dari orang yang memandangnya. Almarhum Kartono Ryadi, fotografer kawakan di negeri ini pernah berkomentar, bahwa foto yang bagus adalah foto yang mempunyai daya kejut dari yang lain.

Menurut dia foto yang bagus adalah foto yang informatif yang mencakup konteks, content, dan komposisi (tata letak dan pencahayaan). Maksud dia, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan  dengan  jelas,  misalnya  tentang  pemandangan.  Di  sisi  lain,  istilah  content maksudnya apa yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar